Wednesday, July 27, 2016

energi yang terampas perlahan-lahan

bermula dari seorang pemuda berasal dari desa yang ingin mewujudkan hasratnya menjadi lebih baik, akhirnya diputuskan harus hijrah ke sebuah kota besar di negeri ini. Cerita dimulai dari ditemukannya jati diri seorang pemuda tersebut dari sebuah tempat kuliah yang sungguh luar biasa, mulai dari itu, dia berucap di setiapa kesempatan bagus untuk mendoa "keep positive thinking". hari berganti hari, hingga tahun bergulir,.. mind set yang tertanam hingga kini masih hidup, disela - sela terpaan gangguan dari lingkungan eksternalnya.
heran memang,.. energi itu seketika muncul tanpa ada hambatan untuk berkembang, melesat dan mudah ditempuh apapun tanpa kemustahilan sedikitpun, walau sewajarnya ada, namun, praktis hambatan bisa dikatakan minor.
menjaga energi positif, ternyata penuh tantangan, maka si pemuda mencoba keluar dari zona nyamannya keberadaan, hingga sampailah, tiba pada suatu desa lagi yang konon katanya lebih maju karena dekat ibu kota, namun, nyatanya yang tampak adalah sebuah kemunduran, ya kemunduran dengan keprimitifan adat kebiasaan penduduknya.
dismaping itu, banyak hal terjadi, mulai dari lingkungan rumah tempat tinggalnya, hingga tempatnya mencari sebongkah berlian, Heran memang, si pemuda berkali-kali dihancurkan secara perlahan dengan ketidakjelasan sistem yang sengaja ddibiarkan, ternyata,.. hal ini secara perlahan telah merampas energi positif yang telah tertanam.

hari kian sore, energi positif pun terhempas begitu saja dalam ketidakjelasan. ah,.. apakah ini yang dinamakan nasib??, "ungkap pemuda itu"

tak bosan-bosan hati dan pikiran dibunuh secara perlahan oleh sistem ketidakjelasan, keamburadulan, dan sangat disaayangkan pemegang keputusan tidak mampu menjinakkan ketidak jelasan itu,
ah,.. atau mungkin karena pembentukan seorang leader yang sengaja dipilih, namun bukan tumbuh secara alamai, melalui dinamika alam, kekerasan dan kelembutan , kemoderatan.

begitulah tibanya keaadaan yang mengharuskan si pemuda stagnan dalam usia emasnya, dan blm jelas dalam kehadiran sumber energi positif yang datang,..

lenyap sudah hidup sang pemuda dalam perlahan kelam menuju kemunduran, karena pembiaran, dan keputusasaan menghalau sistem yang cenderung memaksa ketidakjelasn.



ah,.. masihkah si pemuda mampu bertahan>??

No comments:

Post a Comment