Serang, 6
september 2011
“Hidup di Rezim
idealis”
Saat kualitas
dibutuhkan dalam kemajuan, saat keinginan maju mencuat, saat kemauan mulai
hangat, saat – saat inilah yang diidamkan oleh setiap insan (manusia) dimana
kala ini adalah moment yang pas,.. utk beraktualisasi diri,.. untuk membuktikan
penegakan konsep diri,..
Namun apa daya
saat itu pula sang insan terjerembab dalam rezim idealis,. Rezim dengan kepemimpinan
yang sangat minim dari teori kesosialan,.. dan lebih mengandalkan analisa diri
dan pemaksaan kehendaknya terhadap bawahannya,.. ya,… inilah yang kusebut rezim
para idealis,.. segalanya bertindak berdasar kemauan buah fikir seorang semata,
dg tidak terlalu mengindahkan etika dan estetika hukum2 sosial yang bercokol di
ranah itu,
Catatan kaki
berbisik : penulis yang hidup di rezim para idealis, bukan para pemimpin
sehingga menerapkan managemen oraganisasi yang serba sempit dari penelaahan
masyarakat awam dimana sebagai motor penggerak roda organisasinya, sering kali
komunikasai top down selalu ambigu dan terkesan terputus menyisakan jeda antar
top dan down. Perkembangan organisasi dalam kedepannya terlihat dari luar dapat
memenuhi targetan2 yang diinginkan dari sang pemimpin rezim, namun dalam hubungan nya dg
anggota internal organisasi terkesan kaku dan anggota terlihat dikebiri oleh
sosok rezim penguasa yang memimpin, keadaan tampak ramah dan dinamis ketika
sang penguasa absen dari aktivitas harian organisasi, dan masyarakat dlm
organisasi tampak damai berinteraksi,.bahkan lebih luwes mengajukan diri utk
berekspresi,.. keadaan itu berbalik ketika sang penguasa rezim memegang kendali
organisasi, semua kehidupan organisasi tidak lepas dari amatan sang penguasa
organisasi, aturan2 normal dalam kesewajaran pakem kebiasaan angota dalam
organisasi telah di bakukan oleh kekakuan perintah dari sang penguasa rezim.
“hidup di
pengasingan Serang”
Aku hidup dalam
keadaan hening
No comments:
Post a Comment